Pengamat Kebijakan Publik Fernando Emas Gagal Paham Tentang Industri Baja Nasional, Relawan Jokowi: Kalau Enggak Paham Jangan Ngomong

PelitaTangerang.com , JAKARTA – Relawan Jokowi sebagai pendukung Presiden Joko Widodo menyikapi pengamat kebijakan publik Fernando Emas yang mengatakan PT Krakatau Steel (KS) sebagai perusahaan plat merah hanya menjadi penonton di negri sendiri. Pasalnya Fernando menilai, bahwa Krakatau Steel tidak mampu menyediakan bahan baku (baja) di dalam negri.

“Saya kira itu keliru, Krakatau Steel bukannya jadi penonton atau tidak mampu menyediakan bahan baku kebutuhan industri baja nasional, kita lihat dulu duduk masalahnya secara jeli dan lebih mendasar lagi. Misalnya adanya impor baja dari negri Tiongkok (China) yang terbebas dari tarif bea masuk anti dumping. Ini saya kira perlu diteliti lebih mendalam oleh Fernando sebagai pengamat kebijakan publik, sehingga dia enggak keliru menuding orang,” jelas Sekjen Kornas-Jokowi, Akhrom Saleh dalam rilisnya yang diterima redaksi, Senin 20 September 2021.

Lanjut Akhrom, Direktur Utama KS Silmy Karim yang juga sebagai Chairman Asosiasi Industri Besi/Baja (IISIA) justru menolak dan melakukan protes serta mengajukan proteksi terhadap baja impor. Karena prihal import baja atau bahan baku lainnya bukan ranah Dirut BUMN (KS) seperti yang ditudingkan Fernando Emas, “kebijakan impor itu ranah kementrian perdagangan. Sebaiknya jadikan aja sekalian Silmy Karim sebagai menteri supaya bisa memproteksi impor yang merugikan produksi nasional,” sambungnya.

“Seharusnya dia pelajari lebih komprehensif lagi persoalan itu, supaya lebih jelas apa penyebabnya, jadi enggak sembarangan menilai orang, dan tuduhan ini justru terkesan tendensius dan tidak ilmiah serta tidak paham tentang industri baja nasional,” tegas mantan aktivis mahasiswa ini.

Demikian juga Akhrom menambahkan, selama Silmy Karim memimpin perusahaan plat merah tersebut justru mendapatkan keuntungan.

“Sebelum Silmy Karim memimpin Krakatau Steel selalu merugi. Dan di bawah kepemimpinan Silmy Karim barulah KS dapat keuntungan selama dua tahun berturut-turut. Jadi saya kira sangat prematur dan salah alamat kalau Fernando dia menilai KS hanya jadi penonton apalagi gagal dalam menyediakan bahan baku baja nasional,” tutup Akhrom.

Sebelumnya Pengamat Kebijakan Publik Fernando Emas mengeluarkan pernyataannya disalahsatu media online, Minggu 19 September 2021 yang mengatakan Krakatau Steel menjadi penonton di negri sendiri dan KS gagal dalam menyediakan bahan baku baja nasional.

Akhirul Mahfudyanto
Mahasiswa S2 Akuntansi universitas pamulang