Pendidikan Sebagai Sarana Menuju Indonesia Emas 2045

409

Ramadhan Bagas Tri Wibowo

PelitaTangerang.com, Jakarta – Pendidikan adalah hal yang melekat pada setiap individu. Banyak orang yang beranggapan
semakin tinggi pendidikan memungkinkan peluang untuk sukses semakin besar. Padahal, fakta
yang terjadi tidaklah demikian, namun dengan pendidikan memungkinkan seseorang untuk
memperoleh nasib yang lebih baik.
Menurut Undang-undang (UU) Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
”Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar serta proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.
Pendidikan dapat diperoleh melalui pendidikan formal, pendidikan non-formal dan
lingkungan sekitar (setting). Pendidikan formal berorientasi pada pendidikan yang wajib
dilaksanakan dalam sekolah mulai dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, hingga
Sekolah Menengah Atas. Pendidikan non-formal berorientasi pada pendidikan yang berstruktur
dan berjenjang di luar pendidikan formal, seperti lembaga kursus, lembaga pelatihan, hingga
pusat kegiatan belajar masyarakat. Sedangkan, lingkungan berorientasi pada bagaimana cara
bermasyarakat, menyikapi norma yang berlaku, hingga bertanggung jawab pada diri sendiri.
Satuan pendidikan yang merupakan bentuk lembaga pendidikan formal memiliki peran
yang penting dalam memberikan bekal pengetahuan kepada siswa sesuai dengan jenjang
pendidikannya. Dari jenjang pendidikan dasar sampai menengah merupakan satu kesatuan
sistem yang saling terkait yang akan memberikan bekal kepada siswa untuk melanjutkan ke
perguruan tinggi atau memasuki dunia kerja, serta berwirausaha. Manusia yang memiliki
pendidikan yang kurang terkait dengan apa yang dibutuhkan pasar dunia di masa yang akan
datang, akan mengalami kesulitan untuk bersaing dengan orang-orang yang memiliki
pendidikan yang cukup dengan bidang keahlian tertentu.
Dilansir dari situs worldtop20.org pada 2023 yang merilis peringkat pendidikan dunia.
Terdapat 20 negara yang masuk ke dalam peringkat pendidikan terbaik di dunia tahun 2023
dan Indonesia tidak termasuk di dalamnya. Dan Indonesia menempati peringkat ke 67 dari 203
negara yang dinilai. Lalu berdasarkan laporan World Population Review dengan judul Average
IQ by Country 2022, Indonesia ditempatkan pada peringkat 10 dari 11 negara di Asia Tenggara.
Kemudian dikutip dari situs mahasiswaindonesia.id yang menyatakan penyebab utama
Indonesia memiliki tingkat pendidikan yang relatif rendah adalah kurangnya kreatifitas para
pendidik dalam membimbing siswanya serta kurikulum yang sentralistik sehingga membuat
potret pendidikan yang semakin buruk. Sehingga untuk mengatasi kurangnya kreatifitas para
pendidik, maka dalam proses pembelajaran diperlukan hal-hal seperti berikut ini:
1. Berfokus terhadap pemanfaatan teknologi
2. Berfokus pada kolaborasi dan kerjasama
3. Mendorong siswa untuk berpikir kreatif dan berinovasi
4. Memiliki keterampilan Soft Skill

5. Pembelajaran berbasis proyek
6. Kebebasan gaya belajar
7. Peningkatan literasi digital
Dari tujuh hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran sekarang ini tidak lagi
menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar. Tetapi, pembelajaran menekankan pada
student center dan hal itu sudah sejalan dengan kebijakan pemerintah yang memberlakukan
kurikulum merdeka. Sudah menjadi standar yang harus dipenuhi siswa untuk bersaing di masa
yang akan datang. Karena pada masa yang akan datang, banyak pekerjaan yang hilang
disebabkan oleh perkembangan teknologi. Oleh karena itu pemerintah harus mengambil
langkah yang tepat untuk memastikan Bangsa Indonesia memiliki masa depan yang cerah.
Sehingga Kurikulum Merdeka menjadi salah satu langkah yang tepat dalam mengatasi
kesenjangan pendidikan di Indonesia. Sebab pada hakikatnya setiap siswa memiliki perbedaan
kemampuan atau mempunyai potensi masing-masing. Namun, tetap perlu adanya bantuan dari
pemerintah untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada pada satuan tingkat
pendidikan di Indonesia, terutama sarana-sarana penunjang pendidikan. Adapun masalahmasalah yang masih menjadi penghambat untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik
seperti banyak bangunan sekolah yang sudah tidak layak, kurangnya teknologi yang memadai
dalam kegiatan belajar-mengajar pada sekolah-sekolah di pedalaman, hingga kurangnya
kompetensi pada pendidik.
Jika hari ini Indonesia dibandingkan dengan negara-negara dengan pendidikan terbaik
dunia yang berada di sekitarnya, akan terlihat sangat jauh perbedaannya, karena negara-negara
tersebut sangat memperhatikan kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan yang baik akan
menghasilkan generasi-generasi yang baik dan siap bersaing di dalam negeri maupun luar
negeri. Sehingga ketika generasi muda mampu bersaing di dalam negeri maupun di luar negeri,
maka Indonesia akan menjadi negara yang mampu bersaing di kancah internasional. Sehingga
akan mampu menguasai pasar dunia, dengan menguasai pasar dunia membuktikan bahwa
negara tersebut adalah negara yang makmur.
Pada tahun 2045 yang akan datang, Indonesia ditargetkan mengalami kemajuan yang
sangat pesat di berbagai sektor. Prediksi ini didapat dari hasil kemungkinan Indonesia akan
mengalami bonus demografi pada tahun 2030. Untuk memungkinkan terwujudnya Indonesia
Emas 2045, maka perlu adanya pendidikan yang tercukupi untuk setiap Warga Negara
Indonesia. Jika hanya berfokus menunggu Indonesia Emas 2045 tanpa adanya tindakan yang
dilakukan oleh Bangsa Indonesia, memungkinkan lebih sedikit potensi untuk meraihnya.
Dilansir dari kominfo.go.id “Mari kita siapkan generasi muda menyongsong Indonesia
Emas 2045. Kita jaga negara ini, kesatuannya, keutuhannya dan tetap negara ini harus menjadi
negara yang demokratis. Itu tugas-tugas mahasiswa, tugas generasi muda. Sebab, kalian semua
nanti yang akan jadi pewarisnya, kami hanya pengantarnya,” tutur Wakil Presiden K.H. Ma’ruf
Amin. Hal ini membuktikan bahwa sudah banyak orang yang meyakini Indonesia akan
mengalami kemajuan yang sangat pesat pada tahun 2045.
Maka sudah seharusnya mulai saat ini Bangsa Indonesia mengolah sistem pendidikan yang
lebih baik lagi. Negara-negara yang dahulu belajar dari Indonesia, sekarang sudah lebih hebat
dari Indonesia disebabkan oleh masyarakat mereka memiliki inovasi yang tinggi dan kuatnya
dorongan dari pemerintah. Banyak lulusan-lulusan terbaik universitas di Indonesia yang

memiliki bidang keahlian tertentu pindah kewarganegaraan karena kurangnya dorongan dari
pemerintah atas inovasi mereka. Inilah permasalahan yang dihadapi Indonesia sebagai negara
berkembang, kurangnya kesempatan lapangan kerja sehingga banyak pemuda-pemuda yang
potensial kemudian lebih memilih berkarya di luar negeri. Sehingga untuk mengatasi
permasalahan tersebut perlu upaya yang maksimal dari pemerintah terkait pemerataan
pendidikan dan kesempatan kerja serta memanfaatkan bonus demografi sampai 2045. Hal ini
sejalan dengan yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo. Dikutip dari situs setkab.go.id
“Tidak hanya peluang saja, tapi strategi meraihnya sudah ada, sudah dirumuskan. Tinggal
apakah kita mau memfokuskan energi kita untuk bergerak maju, atau justru membuang energi
kita untuk hal-hal yang tidak produktif, yang memecah belah, bahkan yang membuat kita
melangkah mundur,” ucap Presiden Joko Widodo di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI,
Senayan, Jakarta, Rabu (16/08/2023) pagi.
Menurut Presiden Joko Widodo perlu adanya Sumber Daya Manusia yang mencukupi
untuk meraih Indonesia Emas 2045. Salah satu cara meningkatkan Sumber Daya Manusia
adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikannya.
Dengan demikian, jelas bahwa pendidikan menjadi hal yang penting dan menjadi tolak
ukur kemajuan Bangsa Indonesia. Karena dari pendidikan akan menghasilkan Sumber Daya
Manusia yang unggul yang memiliki akhlak yang baik, serta mampu menjawab tantangan
zaman di era digitalisasi dan globalisasi.